Catch Me

Senin, 11 Juni 2012

Rekayasa Kasus Antasari I



Pagi ini saya akan bahas sedikit tentang rekayasa kasus pembunuhan Antasari Azhar ketua KPK jilid II
  • Kenapa kasus rekayasa antasasi azhar ini penting? Agar publik terbuka matanya dan sadar : hukum hanyalah mainan penguasa ! Tentang rekayasa kasus antasari azhar sebenarnya sdh banyak ditulis, diulas dan dibahas di berbagai media massa dan forum diskusi. Hampir semua ulasan dan bahasan di media massa dan forum2 diskusi itu berkesimpulan bhw kasus antasari azhar adalah REKAYASA.
  • Sudah sangat banyak tulisan & bahasan tentang kasus antasari azhar dan rekayasa kasusnya oleh penguasa. Tp kenapa Anatasari tetap dihukum? Kenapa meski bukti2 keterlibatan AA sbg “pengajur pembunuhan nasrudin” sangat janggal, aneh dan penuh tipu muslihat, tapi AA tetap dihukum?.

  • Sedikitnya ada 11 bukti2 yang aneh dan tak masuk akal, penyimpangan, sanggahan dan alibi AA, tapi semua tidak bebaskan AA dari hukuman. Kenapa AA selalu dikalahkan di PN, PT, Kasasi dan PK di MA? Ada apa dibalik rekayasa kasus pembunuhan Nasrudin yg “jerat” AA 18 thn?.

  • Bahkan yg LUAR BIASA anehnya adalah pada amar putusan PK MA : semua novum AA diabaikan, MA hadirkan “Novum” yg controversial.

  • Saya beruntung sempat diskusi lama dgn Prof JE Sahetapy tentang amar putusan PK MA antasari azhar. Benar2 luar biasa kasar rekayasa hukumnya. Utk bahas kasus AA, publik harus pisahkan 3 hal, Yakni
  1. rangkaian peristiwa yg terjadi sebelum AA jadi target rekayasa hukum
  2. rangkaian peristiwa yang “menyebabkan” antasari dituduh sbg tersangka pembunuhan
  3. Proses persidangan AA dari awal sd akhir


  • Rangkaian peristiwa sebelum AA dituduh sbg tersangka kasus pembunuhan antara lain : kasus Aulia Pohan (Besan SBY), kasus2 petinggi polri/TNI, kasus Kasus penyelidikan IT KPU, kasus penyadapan “gelap” thdp pejabat2 tinggi mabes polri dan DPR komisi V. Knp saya sebut penyadapan “gelap” ?

  • Saya sebut “penyadapan gelap” karena sesuai dgn kesaksian AS, penyadapan KPK thdp pejabat2 tinggi mabes polri& Kom V DPR itu tak seizin AA. Penyadapan pejabat mabes polri & komisi V DPR terkait RUU perhubungan/DLAJR itu dilakukan Chandra Hamzah & direktur IT KPK tnp sepengetahuan AA.

  • Pada saat itu, Antasari selaku ketua KPK diinformasikan seorg pejabat tinggi Polri bhw KPK sdg sadap mabes polri. Kapolri disebut2 marah, Ketika hal itu diinformasi ke AA, dia semula bantah ada operasi penyadapan itu. Dia ga percaya. Apalagi dengan info Kapolri marah besar. AA bilang : ga ada penyadapan itu. Sy malah terakhir masih main golf bareng Kapolri bbrp waktu yg lalu. Temannya lalu bilang: coba anda cek. AA lalu panggil Chandra Hamzah Wakil ketua penindakan KPK dan Dir IT KPK. Dia tanya kpd mereka, apakah benar KPK sdg sadap mabes polri?

  • CH & Dir IT KPK akhirnya mengaku bhw benar, KPK sdg sadap mabes polri & kom V DPR terkait RUU perhubungan. AA marah besar. Dia pukul meja ! “kurang ajar, kalian keterlaluan !! Kenapa kalian tidak izin atau sampaikan informasi tentang penyadapan ini ?” bentak AA kpd 2 pejabat itu.
 
  • “bgmn pun saya ketua KPK. Utk penyadapan kasus sepenting ini kalian harus izin atau setidak2nya lapor ke saya !!” AA sangat gusar. Kegusaran AA disebabkan 2 hal :
  1. Dia merasa dikhianati dan difait accomply oleh CH dan Dir IT KPK
  2. Pada saat itu AA sdg selidiki kasus suap ke internal KPK dari Anggoro Cs terkait kasus SKRT yg nantinya akan menghebohkan rakyat RI
  • AA tidak mau dia dihadapkan pada satu kondisi dimana dia lepas kontrol thp kasus yg sdg digarap KPK dan suap menjadi racun di internal KPK. Akhirnya setelah pengakuan CH dan Dir IT KPK tentang adanya “penyadapan gelap” mabes polri/komisi V DPR itu, AA lalu hubungi Kapolri. Namun, AA selalu gagal hubungi Kapolri apalagi bertemu dgn Kapolri. AA terlanjur dicurigai sbg Pihak yg mau hancurkan institusi Polri.

  • Publik mencatat bhw selama AA jd ketua KPK, banyak jendral2 polri bahkan mantan Kapolri (jend Rusdihardjo) pun ditangkap KPK. Publik jg pernah mencatat bocoran email kabareskrim saat itu komjen Susno duadji yg curhat ttg perilaku AA yg tangkap banyak pejabat2 polri.


 

  • Pada email itu susno juga nyatakan keprihatinannya thdp KPK yg juga sedang incar Nunun (istri mantan wakapolri) dan pejabat2 polri lainnya

  • Sejak saat itu, hub KPK & Polri jadi tdk mesra. KPK juga tak mesra dgn Kejagung karena tangkap jaksa Urip TG serta “korbankan” petinggi2 Kejagung. KPK juga sdh jadi “musuh”
 
  • dlm kasus BI/ Aulia Pohan cs istana.  Sempurnalah sdh KPK sbg “musuh” penguasa negara
  1. Di satu sisi, prestasi luar biasa KPK ini mendapatkan apresiasi luar biasa dari rakyat. KPK sgt berwibawa. Korupsi berkurang drastis. Namun disisi lain, di internal KPK, terjadi keresahan luar biasa. Ini disebabkan 2 hal : ada isu suap Anggoro yg menimpa pejabat2 KPK
  2. Adanya tudingan & cemoohan thdp penyidik2/pejabat2 KPK yg berasal dari polri/kejaksaan yg dituduh sbg pengkhianat oleh instansi asalnya
 
  • Kita mengetahui bhw sebagian besar penyidik/pejabat KPK berasal/ pinjaman dari polri dan kejaksaan. Mereka masih PNS kedua instansi itu, Mereka hny bertugas sementara di KPK, setelah itu akan kembali lagi kesana. Situasi ini bak buah simalakama bg pejabat2/penyidik KPK.

  • Nah, kembali ke “peristiwa2 sebelum AA dijadikan tersangka”. Akhirnya AA tetap gagal temui Kapolri utk klarifikasi penyadapan gelap itu. Pada saat yg sama, KPK sdg selidiki kasus IT KPU.

  • Ini bakal menggegerkan. Lebih dahsyat drpd kasus2 KPK yg penah ada. Jantung kekuasaan !. Pengadaan IT KPU dinilai KPK bermasalah. Apalagi saat itu, kinerja IT KPU dipertanyakan banyak orang. Tidak sesuai janji KPU sebelumnya. Harga pengadaan IT KPU yg ratusan milyar dan dijanjikan akan sajikan info update hasil pemilu/pilpres dgn cepat ternyata “lelet bin bolot”

  • Ada kecurigaan 2 hal atas IT KPU. Ada mark up pada pengadaan& ada rekayasa pada sistem IT sehingga untungkan perolehan suara pihak tertentu, Istana resah dgn penyelidikan KPK thdp IT tsb. Ini dimanfaatkan elit tertentu utk sudutkan AA & dapatkan “restu” utk “operasi intelejen”

  • Peristiwa lain sebelum AA dijadikan tersangka adalah : kunjungan seorg temannya berpangkat brigjen dari BAIS. Dia bilang : ” bang hati2, Sang pejabat tinggi BAIS itu lalu cerita banyak pada AA. Dia mau sampaikan ini krn AA adalah keluarga besar TNI. Istrinya anak perwira TNI.

  • Utk mendapatkan info lain yg lebih lengkap, AA diminta datang pada suatu acara BAIS agar AA bisa langsung bicara dgn sang “komandan”. Sayangnya AA tdk jadi datang ke acara BAIS tsb karena kesibukannya. Lalu ada peristiwa lain yg terjadi sebelum AA jadi tersangka.

  • Seorang “teman” datang temui AA di kantornya byk cerita basa basi. Lalu akhirnya dia tanya : ” Pak, jika anda diminta bantu Presiden bgmn? AA jawab : “selaku ketua KPK, saya pasti dan selalu bantu Presiden”. “Bukan itu maksud saya” tukas teman itu cepat. “anda bersedia jd anda mau tidak jadi jaksa agung?” kata teman itu. Antasari bengong, “tidak. Saya tdk mau jadi jaksa agung. Cita2 saya hny mau jd Menpan.

  • Lalu AA cerita panjang lebar mengenai obsesinya jadi MenPAN, reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi. Dia cerita jg hasil kunjungannya ke AS dan hasil pembicaraannya dgn pimp FBI dan Jaksa Agung 

  • Banyak peristiwa2 lain yg mendahului sebelum AA dijadikan tersangka. Yg kemudian bisa jd “motif” kenapa AA harus dihabisi??AS. Pertemuan usai, teman tsb pamit dari kantor AA.

  • Yang terakhir adalah peristiwa : informasi gencar bhw AA mau atau incar posisi cawapres. Berduet dgn Megawati. Isu ini kembali disebut2 dlm sebuah diskusi 2 minggu yg lalu oleh seorg penasihat KPK di sebuah Forum diskusi. ” Kesalahan AA adalah masuk ranah politik. Malah mau jadi wapres segala” ujar penasihat KPK tsb. Putri AA hadir dlm diskusi itu. AA ajukan somasi minggu yl.

  • Nah skrg kita masuk ke peristiwa2 sebelum AA dijadikan tersangka dan terkait erat dgn “proses dan tahapan AA dijadikan tersangka”.

  • Untuk lebih dapat memahami, bgmn sebuah operasi intelejen dijalankan utk menjerat seseorang sdg jadi target tersangka, silahkan lihat Anas.  
 
  • Lihat baik2 apa yg terjadi pada diri anas urbaningrum saat ini, detik demi detik, hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan. Utk menjamin kesuksesan operasi intelejen agar sesorang dapat jadi tersangka dan mendapatkan “legitimasi publik” yg kuat, kita bs belajar dari kasus2 operasi intelejen yg sdh dan sedang terjadi. Ada kasus AA, Ariel PETERPAN dan AU. Modus dan polanya sama. DECEPTION.

  • Kesuksesan sebuah rekayasa hukum dan operasi intelejen deception sangat tergantung pada “penciptaan/kreasi” rangkaian peristiwa dan opini. Penciptaan/kreasi rangkaian peristiwa dan opini ini akan menimbulkan “persangkaan yang kuat” dan “kesimpulan yg sempurna”, Namun, tentu saja tidak ada “kejahatan yang sempurna”. Prinsip : “kejahatan yg sempurna” menjadi titik masuk utk penyelidikian aparat hukum.

  • Dalam kasus rekayasa hukum thdp seseorg cq AA, maka yg paling penting adalah penciptaan landasan/fondasi persangkaan dan opini legitimator.
 
  •  Dalam kasus AA, uang sebesar 75 milyar, sekelompok tim kecil dan jaringan intelejen disiapkan utk menjalankan operasi ini.


sumber : @TrioMacan200

Tidak ada komentar:

Posting Komentar